Jumat, 06 April 2012

akibat cinta yang berlebih

Di zaman sekarang ini banyak sekali kasus yang di hadapi para remaja, mulai dari masalah tentang problema hidup hingga masalah cinta. Berbicara tentang cinta,
Remaja adalah kalangan yang rawan terkena masalah itu karena pada seumuran mereka merupakan awal dari masa puberlitas, sudah mulai timbul perasaan-peasaan yang agak lain terhadap lawan jenis.
Pada saat ini banyak sekali di temui masalah-masalah di hadapi remaja yang di timbulkan tentang cinta. Seakan nmasalah tersebut mampu menghipnotis pikiran pikiran remaja hingga mereka melakukan hal-hal yang tak seharusnya di lakukan.
Biasanya remaja yang terjebak dalam situasi ini sering sekali gelap mata dengan mengikuti semua perintah pasangannya walaupun hatinya menentang malah terkadang mereka menganggap bahwa pasangannya adalah hal yang paling penting dari pada apapun. Akibat cinta berlebihan seseorang dapat kehilangan pikirannya, padahal pengertian cinta itu sendiri adalah menyayangi seseorang dengan cakupan tertentu. Hanya saja karna terbawa perasaan banyak remaja khususnya seusia belasan yang salah mengartikan cinta.
Menurut Dra. Devi damayanti dalam artikelnya
Seseorang yang jatuh cinta secara berlebihan akan menghasilkan chemistry yang berlebihan pula. Karena cara kerjanya mirip drugs, seseorang yang jatuh cinta secara berlebihan mirip seperti pecandu berat. Ketika itu akan terjadi euphoria berlebihan yang membuat dunia menjadi begitu indah dan menyenangkan. Ketika itu pula ia akan berada pada titik di dekat puncak emosi dimana pertimbangan logika rasionalnya hampir tiada.
Pada kondisi seperti itu sebenarnya ia berada dalam bahaya dan rentan resiko. Jika tiba-tiba timbul masalah dalam kisah cintanya dan akhirnya harus “putus” maka ia benar-benar seperti pecandu berat yang dipaksa berhenti mengkonsumsi drugs. Rasanya akan sangat menyakitkan. Tingkat penderitaannya akan berkorelasi dengan seberapa dalam tingkat kecanduannya dalam bercinta. Pada pecandu drugs akut resiko paling ekstrim adalah kematian. Begitu pula dengan pecinta akut, kematian adalah hal yang sangat mungkin terjadi. Banyaknya berita bunuh diri akibat “putus” cinta membuktikan hal itu.
Memang putus cinta sangat berat dan menyakitkan bagi orang yang pernah merasakan, tetapi kita sebagai manusia harus selalu tegar dan sabar dalam menghadapi segala macam cobaan kehidupan. Hali ini bisa kita lakukan ketika kita selalu menyadari bahwa kehidupan tak selamanya sedih dan tak selamanya pula bahagia. Kebahagiaan dan kesedihan menjadi dua rasa yang tak pernah akan hilang dari kehidupan dan akan selalu mewarnai kehidupan ini.
Orang yang sedang mengalami putus cinta biasanya mengalami depresi, lebih mudah emosi, cenderung tak semangat melakukan aktifitas sebagaimana biasanya. Hal ini memang wajar terjadi pada orang yang mengalaminya. Namun, akan menjadi tak wajar ketika sampai depresi yang berlebihan, karena akan sangat merugikan bagi dirinya.
Untuk mengantisipasi terjadinya depresi yang berlebihan ketika putus cinta, maka sejak orang menjalin cinta dengan orang lain harus menyiapakan mental untuk siap bahagia ketika tetap bisa bersatu dan siap juga sedih tatkala mereka harus berpisah/putus. Karena di dunia ini tak ada yang abadi, semuanya fana (musnah), dan yang kekal hanya Allah swt.
Rumus yang perlu kita pakai untuk mencintai dan membenci orang lain adalah dengan rumus mencintai dan membenci seseorang dengan tidak berlebihan, kenapa demikian? Segala sesuatu yang berlebihan tak baik dalam segala hal, yang dalam istilah arabnya sering disebut dengan al isrâf (berlebihan), berlebihan dalam mencintai suatu hal akan menjadikan dia seperti orang sedang mabuk, sehingga dikhawatirkan akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan cintanya tanpa memperdulikan cara yang yang dipakai adalah cara yang baik ataupun buruk. Di samping itu juga efeknya akan lebih berat manakala kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan berlebihan.
Begitu juga ketika kita membenci seseorang, seyogyanya kita tak berlebihan, karena boleh jadi apa yang kita benci saat ini ternyata suatu saat baik bagi kita. Maka dalam sebuah pepatah disebutkan” cintailah kekasihmu dengan secukupnya dan bencilah sesuatu yang kamu benci dengan sewajarnya”. Pepatah ini mengingatkan kita untuk berhati-hati ketika mencintai dan membenci suatu hal, agar kita tak terjerumus pada efek yang negatif yang akan menimpa kita.
Allah swt juga mengajarkan pada kita semua untuk berhati-hati dalam mencintai dan membenci sesuatu, sebagaimana yang ada dalam Al-Qur’an, surat Al Baqoroh, disebutkan dalam penggalan ayat 216 yang artinya
” Boleh jadi apa yang kamu benci ternyata ia baik bagi kamu dan boleh jadi apa yang kamu cintai ternyata ia jelek bagi kamu, dan Allah mengetahui apa yang kamu semua tidak tahu.”
Selain dari apa yang sudah saya sebutkan di atas, orang yang mengalami putus cinta semestinya tetap tegar dan sabar serta tetap berusaha mengisi waktunya dengan kesibukan-kesibukan. Orang yang cenderung bermalas-malasan karena sedang dilanda hali ini, maka ia akan semakin stres. Yang tak kalah penting juga meminta nasehat dari orang tua, keluarga atau siapa saja yang sekiranya bisa memberikan kontribusi dengan bijaksana dalam masalah ini.
Hiburlah perasaan kamu sendiri dengan penuh percaya diri
” dengan mengatakan masih ada hari esok dan masih ada cinta yang lebih indah yang akan datang menjemputku dan menemaniku”
Serta terus mendekatkan diri pada Yang Maha kuasa agar mendapatkan petunjuk dan pertolongan dari-Nya. Pentingnya semakin mendekatkan diri pada Allah di saat seperti ini bisa menyelamatkan kita semua dari bisikan-bisikan syetan yang akan menjerumuskan kita pada hal-hal yang negatif. Sehingga dalam fenomena banyak orang yang sampai bunuh diri, menjadi pelacur, menjadi pecandu narkoba, karena masalah putus cinta.
Hal semacam ini sangat tidak baik, makanya perlu adanya keseimbangan antara logika dan spiritual pada setiap orang dalam menghadapi segala problematika kehidupan, adakalanya problem bisa diselesaikan cukup dengan rasio (akal), tetapi dalam kesempatan lain kadang akal tidak cukup untuk menyelesaikan problem yang dihadapinya, di sini peran pentingnya kekuatan spiritual yang menunjukkan adanya hubungan antara manusia dengan Tuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar